">

Rabu, 06 Oktober 2010

Ayat Al-Quran sebagai GRANAT


Tulisan yang menarik dan menggelitik pemikiran saya ini sengaja saya copas dan saya ‘share’kan agar kita bisa belajar, belajar dan belajar untuk membuka diri & hati menerima segala pebedaan yang telah diciptakan Tuhan demi kebaikan umat Islam
Sabaaar…... Anda jangan langsung naik pitam membaca judul tulisan ini. Baca dulu isinya., nanti yang mengeluarkan pernyataan ini sama-sama kita lempar dengan granat. Karena dia memang kurang ajar. Sekarang coba kita simak dulu apa yang dia katakan:

Saya:
Pernyataan anda kok garang sekali ya?

Blogger Kurang Ajar:
Itu masih lumayan. Bagaimana jika saya katakan ayat Al Quran itu telah jadi berhala?

Saya:
Waduh..! Ngeri mas. Maksudnya gimana ya?

Blogger Kurang Ajar:
Ayat Al Quran tidak lagi dikunyah. Tapi ditelan langsung bulat-bulat.

Saya:
Bukankah seharusnya memang begitu mas? Ayat Al Quran itu kan firman Tuhan yang tidak ada keraguan di dalamnya?

Blogger Kurang Ajar:
Betul. Ayat Al Quran itu firman Tuhan., dan perlu anda pahami firman Tuhan itu seluas isi langit dan bumi. Semua yang terbentang di alam ini merupakan ayat-ayat Tuhan yang hidup. Dan anda tidak akan sanggup mencatatnya, walaupun sampai kering air laut untuk dijadikan tinta untuk menuliskanya. Dan Al Quran, merupakan percikan dari sititik firman Tuhan yang Maha Luas.

Saya:
Jadi…?!?!?

Blogger Kurang Ajar:
Ya jadi jangan dikira dengan membaca Al Quran anda sudah menangkap makna dari firman Tuhan. Itu baru kumpulan tulisan mati. Bahasa Arab. Kalau bahasa Tuhan tidak akan bisa anda pahami. Anda terbatas. Tapi Tuhan mengerti semua bahasa. Karena mamang DIA lah yang menciptakannya.
  
Saya:
Maksudnya gimana nih mas. Arah pembicaraannya kemana gitu lho..??

Blogger Kurang Ajar:
Tapi anda ingin penjelasan kenapa saya katakan ayat Al Quran jadi berhala. Maksudnya, ketika ayat itu anda pahami secara harfiah maka ia tak obahnya seperti patung. Mati. Kaku. Tidak punya keluasan makna lagi.

Saya:
O begitu toh maksudnya. Okey. Sekarang ayat Al Quran sebagai granat?

Blogger Kurang Ajar:
Itu kelanjutan dari berhala. Ketika anda baca ayat itu secara harfiah lalu dengan seenaknya menjadikan ayat itu untuk menilai orang lain. Anda baca beberapa ayat untuk menghujat keimanan, sikap dan perilaku orang lain, tanpa anda pahami hikmah ayat itu dan situasi dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Saya:
Maaf mas, bingung lagi nih…

Blogger Kurang Ajar:
Contoh. Nabi Muhammad itu kan suri tauladan umat Islam. Segala perbuatannya menjadi contoh yang akan kita tiru. Apalagi akhlaknya. Karena seperti kata isterinya Aisyah, akhlak beliau itu sama Al Quran. Identik. Artinya anda pahami inti sari dari hikmah Al Quran, ya seperti itulah akhlak Nabi.

Saya:
Hmm … jadi..?!?!????

Blogger Kurang Ajar:
Tapi bagaimana cara anda meniru perbuatan Nabi..?!?!?

Saya:
Ya di amalkanlah dalam kehidupan kita sehari-hari.

Blogger Kurang Ajar:
Betul… maksud saya begini. Misalkan Nabi memakan korma, makan gandum, dan naik onta…. Apakah itunya yang anda tiru..?
 
Saya:
Ya kalau bisa iyalah mas….karena itu kan sunnah.? Semakin dekat kehidupan kita seperti apa yang beliau lakukan berarti semakin dekat pula kita pada Islam yang sebenarnya. Tapi dia contoh sosok hamba Tuhan yang mengamalkan nilai-nilai Islam secara kaffah…???

Blogger Kurang Ajar:
Hahaha…! Berarti anda juga sudah menjadikan Nabi sebagai berhala.

Saya:
Lho…koq..?!?!?

Blogger Kurang Ajar:
Yang anda tiru itu hakikat dari perbuatannya. Bukan harfiahnya. Kalau Nabi makan korma ya anda makan nasi. Hakikatnya kan makanan. Agar nikmat kesehatan yang diberikan Tuhan anda pelihara. Kalau dia naik onta ya anda naik motor atau mobil. Hakikatnya kan kendaraan. Kalau nabi berzakat dengan korma atau gandum, ya anda bisa dengan beras…dengan uang. Intinya kan anda ikut peduli membantu orang lain. Ada solidaritas sosial. Ada pemerataan rezeki atau kekayaan yang diberikan Tuhan.

Saya:
Hmm … begitu toh. Yang granatnya mas.?

Blogger Kurang Ajar:
Yang granat..? Ya itu seperti yang dilakukan para teroris. Mereka baca ayat secara harfiah, tanpa dipahami maknanya secara luas, dan tanpa memahami situasi dengan arif, lalu mereka jadikan itu sebagai landasan untuk menilai dan menghakimi iman orang lain. Malah dijadikan sandaran untuk mengamuk, untuk membakar dan membom rumah anda.

Termasuk juga para demonstran yang mangamuk dan main bakar di jalanan. Mereka teriak Allahu Akbar untuk melempari, dan membakar kantor dan toko anda. Itu ucapan Allahu Akbar ….kan sudah dilecehkan untuk jadi granat.

Atau ketika terjadi perdebatan panas dalam sebuah seminar dan diskusi agama. Ketika salah seorang yang mengeluarkan pendapat dengan sinis menghujat pendapat lawan bicaranya, lalu sekelompoik hadirin yang berpihak padanya akan langusng berteriak: "huuuu .. Allahu Akbar.!!" Itu arti ucapan Allahui Akbar saat itu apa.? Apalagi kalau bukan untuk menghina kelompok lain yang berbeda pendapat dengan mereka. Dijadikan ayat Alquran untuk menilai jelek pendapat orang lain. Dijadikan granat untuk meneror orang lain.

Saya:
Hmm .. okey. Jadi kesimpulannya…???

Blogger Kurang Ajar:
Ya kembalikan fungsi Ayat Al Quran sebagaimana mestinya. Yaitu sebagai petunjuk. Sebagai penyejuk hati dan hidup manusia. Sehingga ketika kita sajikan dangan penuh makna dan hikmah, orang jadi tersentuh. Mungkin jadi menangis. Bukan asal kutip sebagai alat untuk mendukung emosi kita. Untuk pembenaran atas rasa marah dan rasa jijik kita pada orang lain yang menurut kita imannya tidak benar. Biarlah Tuhan yang menilai iman orang lain. Toh iman kita sendiri juga belum tentu benar dalam penilaian Tuhan. Jadi kalau soal iman, perbanyaklah rasa malu. Bukan teriaknya yang diperbanyak..!!! Toh Nabi saja yang sudah dijamin masuk surga oleh Tuhan tetap istighfar setiap hari, karena selalu merasa belum sempurna imannya. Apalagi kita..!!


http://signatures.mylivesignature.com/54488/193/1F502CF6DD9295AD7AADAB14A92D4009.png

Jumat, 01 Oktober 2010

JIKALAH AKAN MENJADI MASA LALU

Menyambut miladku di bulan Oktober 2010 ini, maitua/istri/bekas pacar/kekasih/soulmate ku yang tercinta, menghadiahiku kisah inspiratif yang sangat menyentuh....terima kasih ya Say....dikau telah mengingatkanku, menasehatiku, mendampingiku dan melayaniku serta merawat & mendidik buah hati kita dengan penuh sabar dan keikhlasan yang pasti hanya ALLAH SWT yang mengetahui dan dapat membalasnya.....

Jikalah DERITA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang KETEGARAN akan lebih indah dikenang nanti.

Jikalah KESEDIHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak DINIKMATI saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jikalah LUKA dan KECEWA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang KETABAHAN dan KESABARAN adalah lebih utama.

Jikalah KEBENCIAN dan KEMARAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang MENAHAN DIRI adalah lebih berpahala.

Jikalah KESALAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang TAUBAT itu lebih utama.

Jikalah HARTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
Sedang KEDERMAWANAN justru akan melipat gandakannya.

Jikalah KEPANDAIAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
Sedang dengannya manusia diminta MEMIMPIN dunia agar sejahtera.

Jikalah CINTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
Sedang MEMBERI akan lebih banyak menuai arti.

Jikalah BAHAGIA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
Sedang BERBAGI akan membuatnya lebih bermakna.

Jikalah HIDUP akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
Sedang begitu banyak KEBAIKAN bisa DICIPTA.

Suatu hari nanti, SAAT SEMUA TELAH MENJADI MASA LALU aku ingin ada diantara mereka, Yang beralaskan di atas permadani sambil bercengkerama dengan tetangganya, Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu, Hingga mereka mendapat anugerah itu.

”Duhai kawan, dulu aku miskin dan menderita, namun aku tetap berusaha senantiasa bersyukur dan bersabar. Dan ternyata, derita itu hanya sekejap saja dan cuma seujung kuku, di banding segala nikmat yang ku terima di sini.”

”Wahai kawan, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun aku bertobat dan tak mengulangi lagi hingga maut menghampiri. Dan ternyata, ampunan-Nya seluas alam raya, hingga sekarang aku berbahagia.”

Suatu hari nanti, KETIKA SEMUA TELAH MENJADI MASA LALU, aku tak ingin ada di antara mereka, yang berpeluh darah dan berkeluh kesah, andai di masa lalu mereka adalah tanah saja.  ”Duhai! Harta yang dahulu ku kumpulkan sepenuh raga, ilmu yang ku kejar setinggi langit, kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak ku buat menjadi amal jariah yang dapat menyelamatkan ku kini?”

”Duhai! nestapa, kecewa, dan luka yang dulu ku jalani, ternyata hanya sekejap saja dibanding sengsara yang harus ku arungi kini. Mengapa aku dulu tak sanggup bersabar meski hanya sedikit jua?”

“Pada hari kiamat didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak. Kemudian ia ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb.” Dan didatangkan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak. Kemudian ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apapun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apapun.” (HR Muslim 5018)

Oleh : Yuni Lisnawati ( e-Book Motivasi.exe -- Tafakur)

Jumat, 03 September 2010

PENYESALAN ORANG YANG MENINGGAL KHUSNUL KHOTIMAH


Ramadhan sudah masuk 10 hari terakhir, marilah kita meningkatkan amal ibadah kita, terutama dengan beri'tikaf di masjid. Karena PENYESALAN ...ternyata bukan hanya milik orang yang meninggal secara SU'UL KHOTIMAH karena amal buruknya, Orang yang meninggal secara KHUSNUL KHOTIMAH pun bisa menyesal karena amal baiknya merasa belum maksimal.

Seperti biasa ketika hari Jum’at tiba para kaum lelaki berbondong-bondong menunaikan ibadah Sholat Jum’at ke Masjid, ketika itu ada seorang Sahabat sedang bergegas menuju ke Masjid, di tengah jalan berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntunnya, lalu sahabat ini dengan sabar dan penuh kasih membimbingnya hingga tiba di masjid.

Pada hari yang lain ketika waktu menjelang Shubuh dengan cuaca yang amat dingin, Sahabat tersebut hendak menunaikan Jama’ah Sholat Shubuh ke Masjid, tiba-tiba ditengah jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan, kebetulan Sahabat tadi membawa dua buah mantel, maka ia mencopot mantelnya yang lama untuk diberikan kepada lelaki tua tersebut dan mantelnya yang baru ia pakai.

Pernah juga pada suatu ketika Sahabat tersebut pulang ke rumah dalam keadaan sangat lapar, kemudian sang istri menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging, namun tiba-tiba ketika hendak memakan roti yang sudah siap santap untuk dimakan tadi datanglah seorang musafir yang sedang kelaparan mengetuk pintu meminta makan, akhirnya roti yang hendak beliau makan tersebut dipotong menjadi dua, yang sepotong diberikan kepada musafir dan yang sepotong lagi beliau memakannya.

Maka ketika Sahabat tersebut wafat, Rosulullah Muhammad SAW datang, seperti yang telah biasa dilakukan beliau ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia Rosulullah mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu. Kemudian Rosulullah berkata,” Tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?”

Istrinya menjawab, “Saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang aja?l”… “Apa yang di katakannya?”

“Saya tidak tahu, ya Rosulullah, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum wafat, ataukah pekikan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.”

“Bagaimana bunyinya?” desak Rosulullah….Istri yang setia itu menjawab, suami saya mengatakan “Andaikata lebih panjang lagi……andaikata yang masih baru..….andaikata semuanya…….” hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar,ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?”

Rosulullah tersenyum.”sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru,”ujar beliau. Jadi begini. pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat jum’at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan betapa luar biasanya pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata “andaikan lebih panjang lagi”. Maksud suamimu, andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanya lebih besar lagi.

Ucapan lainnya ya Rosulullah?” tanya sang istri mulai tertarik. Nabi menjawab,”adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, “Coba andaikan yang masih baru yang kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi”.Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.

Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rosulullah?” tanya sang istri makin ingin tahu. Dengan sabar Nabi menjelaskan,”Ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba- tiba seorang musyafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musyafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu.

Karenanya, ia pun menyesal dan berkata ‘ kalau aku tahu begini hasilnya, musyafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda.

Sahabat...
Orang yang BERAMAL BAIK saja dia MENYESAL di AKHIR HAYATNYA...
Bagaimanakah dengan orang yang selama hidupnya BERAMAL BURUK?
Dan janganlah kita MENYESAL karena amal baik kita kurang MAKSIMAL...
Maka marilah BERMUJAHADAH untuk beramal di pengujung bulan Ramadhan dengan lebih giat lagi

Seperti Rasulullah, di setiap 10 hari terakhir beliau lebih giat beribadah dengan beri'tikaf,
Menghidupkan malamnya untuk sholat, tilawah, berdzikir dan berdo'a
Bahkan beliau ber'tikaf 20 hari pada Ramadhan sebelum beliau wafat.

Sahabat ...
Itu Rasulullah yang maksum...?? Bagaiamana dengan kita yang masih membutuhkan banyak amal...??? Untuk memberatkan timbangan amal di 'Hari Pengadilan'..???  Untuk menghapus dosa-dosa yang terus menggunung...???

Marilah bergegas, tinggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat...
Perbanyak tilawah Al Quran, Dzikir setiap saat, Sholat Taraweh, bersedekah, memberi makan takjil dsb...
Karena Ramadhan adalah bulan OBRAL pahala, Bulan penuh rahmat, berkah dan ampunan ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala,…karena kita semua tidak tahu apakah tahun depan masih bisa berjumpa Ramadhan kembali

Sahabat...
Amal ibadah kita bukan untuk keperluan Allah...Tetapi untuk kepentingan kita sendiri
Allah tidak membutuhkan peribadatan kita...Kita yang membutuhkan ampunan dan rahmat-NYA
Agar kita selamat di akhirat nantinya...

Allah berfirman (yang artinya) : “Jika kamu BERBUAT BAIK (berarti) kamu berbuat baik BAGI DIRIMU SENDIRI dan jika kamu BERBUAT JAHAT, Maka (kejahatan) itu BAGI DIRIMU SENDIRI”. (QS.Al-Isra:7)

Selamat bermujahadah dalam beribadah Ramadhan...

Wassalam

Rabu, 01 September 2010

Menyingkap Rahasia SUBUH


Di antara waktu2 istimewa yang diciptakan oleh ALLAH SWT, untuk umat Islam adalah saat Subuh. Di dalamnya terkandung banyak keberkahan. Begitu mulianya waktu subuh, Rasulullah SAW  secara khusus berdo’a : “Ya ALLAH berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh,” (HR.Timidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah)

Dr. Khalid Ahmad Abu Syadi, dalam bukunya “Bisnis Yang tak Pernah Rugi: Tips Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat” dan Dr.Raghib As-Sirjjani dalam bukunya “Misteri Sholat Subuh” mmenuliskan beberapa keberkahan yang akan didapat bila seorang muslim melaksanakan sholat Subuh berjama’ah.

Pahalanya sebanding dengan melakukan qiyamul lail sepanjang malam. Bangun dari tidur, lalu memenuhi panggilan adzan dan mendirikan sholat bersama-sama dengan orang-orang yang beriman, pahalanya sama dengan mengerjakan qiyamul lail sepanjang malam.

Nabi Muhammad SAW bersabda :”Barang siapa melaksanakan sholat Isya’ berjama’ah, maka seakan-akan dia melakukan qiyamul lail setengah malam, dan barang siapa yang mengerjakan sholat Subuh berjama’ah maka seakan-akan dia melakukan sholat sepanjang malam”. (HR. Imam Akhmad dan Imam Muslim melalui Ustman bin Affan)

Sholat Subuh juga meriupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari Kiamat. Di hari itu segala sumber yang ada di alam semesta akan padam. Matahari akan digulung dan bintang-bintangpun akan berjatuhan. Sebagaimana termaktub dalam firman ALLAH SWT “Apabila matahari telah digulung dan bintang-bintang berjatuhan” (QS. At-Takwir : 1-2)

Manusia dibangkitkan dalam keadaan gelap gulita, gelap yang berlipat-lipat ganda. Saat iitu, manusia membutuhkan cahaya supaya bisa meraba jalannya, agar bisa melewati kumpulan manusia yang begitu banyak jumlahnya. Tatkala akan dan melewati Shirat (Jembatan di akhirat) pun cahaya sangat dibutuhkan.

Rasulullah SAW mengabarkan dalam satu sabdanya tentang cahaya yang dapat menerangi seorang Muslim saat kiamat dan di akhirat nanti. Sumber cahaya itu berasal dari sholat Subuh yang didirikan secara berjama’ah. “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid di kegelapan malam, bahwa mereka akan memperoleh cahaya yang sempurna di hari Kiamat”. (HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah di dalam kitab shahinya, dan Imam Hakim)

Dalam hadist di atas Rasulullah menegaskan barang siapa berjalan di kegelapan menuju tempat sholat (masjid), maka makin beserlah dan makin kuat cahayanya menyinari di hari kiamat nanti. Orang mukmin memahami menjalani kegelapan di dunia ini imbalannya dalah cahaya di akhirat kelak. Berjalan di kegelapan menuju tempat sholat tiada lain adalah menabung cahaya baginya yang akan dipakai untuk menerangi jalan di atas  Shirat sehingga bisa menyeberanginya sampai ke Syurga.

Rasulullah bersabda:”Barang siapa yang mengerjakan sholat barda’in akan masuk syurga” (Fathul Barri). Dalam hadist laim Rasulullah bersabda :”Barang siapa yang melakukan sholat dua waktu yang dingin akan masuk syurga”. (HR.Bukhari)

Yang dimaksud sholat barda’in adalah sholat Subuh dan sholat Ashar. Ibnu Hajar mengatakan dalam kitab Al-Fath bahwa kedua sholat ini disebut barda’in karena keduanya dikerjakan pada saat sejuk siang hari dan berada di tepi siang hari, yaitu pada saat udara sejuk dan panas sinar matahari melemah.

Pada kedua waktu ini manusia cenderung untuk istrahat dan tidur, yang membuatnya malas melakukan aktivitas. Sehubungan dengan kenyataan ini Nabi memberikan semangat dengan menyampaikan berita gembira yang besar, seakan-akan Rasulullah bersabda bahwa syurga diturunkan kepadamu melalui kedua waktu yang berharga ini. Karena itu, hadirilah pembagian ini agar kamu sekalian mendapatkan bagian darinya, dan lepaskanlah anak-anak panahmu di saat pertempuran niscaya kamu akan memperoleh ghanimahnya, janganlah kamu berada di tempat bersama orang-orang yang duduk. Bila kamu tetap duduk-duduk kamu akan binasa.

Sesungguhnya tiap muslim mempunyai janji dengan ALLAH tiap harinya, yaitu pada sholat Subuh dan sholat Ashar. Di antara kedau waktu sholat itu malaikat memberikan laporan kepada ALLAH SWT tentang ibadah kaum Muslimin. Nabi Muhammad SAW bersabda:”Malaikat malam hari dan Malaikat siang hari silih berganti datang kepadamu, mereka berkumpul pada waktu sholat Subuh dan sholat Ashar. Malaikat yang semalam bersamamu naik dan Tuhan menanyai mereka, padahal DIA lebih mengetahui daripada mereka, “Bagaimanakah keadaan hamba-hambaku pada saat kamu tinggalkan ?” lalu mereka menjawab:’Kami tinggalkan mereka tengah dalam keadaan sholat dan kamin datangi mereka juga tengah dalam keadaan sholat’  (HR. Syaikhain melalui Abu Huarairah)

Sedangkan kalau kita melakukan sholat Fajar, yaiitu sholat sunah sebelum sholat Subuh, adalah sholat sunnah yang pahalanya paling banyak dibandingkan sholat sunnah lainnya. Rasulullah SAW  mengistimewakannya sebagaimana diriwayatkan dalam sabda beliau melalui Aisyah ra : “Dua raka’at fajar lebih mulia dari dunia dan seisinya” (HR. Muslim)

Karena waktu yang mengiringi sholat Subuh adalah waktu yang banyak mengandung keberkahannya, Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar waktu itu digunakan untuk menyibukkan diri dengan dzikir dan kegiatan ibadah. Seusai mengerjakan sholat Subuh, Rasulullah selalu berdzikir kepada ALLAH SWT hingga matahari terbit, kemudian beliau sholat Dhuha dua raka’at sebagaimana sabdanya:”Barang siapa yang ikut sholat Subuh berjamaah di masjid kemudian duduk berzikir mengingat ALLAH SWT sampai matahri terbit, lalu mengerjakan sholat dua raka’at, maka bagiinya pahala bagaikan orang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna”. (HR. Tirmidzi)

Keberkahan waktu Subuh juga membuka pintu-pintu rezki-NYA yang telah dihamparkan hari itu. Sebab itu ALLAH SWT menyerukan kepada kaum muslimin untuk segera menyambut rezki-NYA dengan segera bangun pagi-pagi,

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Achmad dan Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW pulang dari sholat Subuh di masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya Siti Fatimah masih sedang tidur. Dengan penuh kasih sayang beliau menggerak-gerakkan badan putrinya itu sambil berkata :”Wahai anakku bangunlah, saksikan rezki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena ALLAH membagikan rezki kepada hamba-NYA antara terbit fajat dan terbit matahari”

Keberkahan lain yang dapat dipetik dari saat sholat Subuh oleh orang yang bangun Subuh adalah sehat. Seperti disebutkan dalam majalah Al Mujtama – Kuwait :”Udara pada waktu Subuh mengandung kadar gas qzon yang lebih pekat kemudian menipis secara bertahap seiring dengan terbitnya sinar mentari pagi. Gas ozon ini diserap oleh urat-urat syaraf tubuh dan menadikan stimulan padanya sehingga otak dan otot dapat bekerja secara optimal. Prosentasi sinar ultra violet pada pagi Subuh relatif lebih kuat dimana sinar ini merangsang kulit tubuh untuk membuat vitamin D agar tulang menjadi lebih kuat, sebagaimana sinar infra merah yang mempunyai pengaruh untuk membangkitkan kesadaran dan presentasi cortison yang terkandung di dalam darah yang relatif makin tinggi di waktu Subuh dan kadarnya semakin merendah secara relatif di petang hari

Tiada suatu kenikmatan pun yang akan diberikan oleh ALLAH SWT kepada ahli surga yang lebih disukai oleh mereka daripada memandang wajah ALLAH Yang Maha Mulia. Kemuliann ini hanya akan didapat oleh ahli sholat sunnah Fajar, sebagaimana yang telah diberitakan oleh Nabi Muhammada SAW melalui sabdanya,”Ingatlah, kalian sesungguhnya akan melihat Tuhan kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini, kalian tidak terdesak-desak dalam saat melihatnya. Jika kalian mampu meraih kesempatan dengan mengerjakan sholat (sunnah) sebelum matahari terbit dan sebelum matahari tenggelam, maka kerjakanlah”
Rasulullah lalu menyampaikan firman ALLAH ; “…dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu malam hari (sebelum matahari terbit) dan pada waktu-waktu siang hari (sebelum matahari terbenam) agar kamu sekalian merasa senang….

Kamis, 26 Agustus 2010

Renungan PUASA


                                          Sekedar RENUNGAN
Ramadhan, dalam bahasa Arab terdiri dari lima (5) huruf :

      1.  Ra’ : adalah Ridhwanuh (RidhaNya Allah SWT). Ridho Allah Ta’ala akan sepenuhnya ditampung oleh orang yang berpuasa secara lahir maupun batin, syariat, thoriqoh maupun hakikat. Di bulan Ramadhan, melimpahlah Ridho Allah.
  1. Mim : Mahaabatuhu (Cintanya Allah), yang turun dengan sepenuhnya bagi orang yang berpuasa. Dan sudah seharusnya kita menyambut cinta itu dengan menahan diri dari rasa cinta pada selain Allah SWT.
  2. Dhad : Dhomanuhu (Jaminan Allah SWT) kepada siapa pun di builan ini yang berdo’a, beribadah, bermunajat, dijamin diterima, karena semua pintu syurga dibuka oleh Allah SWT.
  3. Alif : Ulfatuhu (Kasih Sayang Allah SWT) yang mencurah pada para hambaNya yang berpuasa.
  4. Nun : Nuuruhu (Cahaya Allah SWT) memancar penuh di bulan suci dengan ditandai turunnya Al-Qur’an secara keseluruhan 30 juz di malam Lailatul Qadar, yang dinilai lebih baik ketimbang seribu bulan cahaya.
Rasulullah saw, bersabda:
“Syurga senantiasa berias diri dari tahun ke tahun ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Bila malam pertama tiba dari bulan Ramadhan, menghembuslah angin dari bawah Arassy, yang disebut dengan angin Mutsirah.  Daun-daun syurga saling bertepuk, dahan-dahan dipangkas, lalu terdengarlah lonceng berbunyi yang tak pernah terdengar oleh orang yang mendengar karena indahnya. Sedangkan bidadari-bidadari bersolek hingga mereka berada di bawah kemuliaan syurga. Mereka lalu memanggil-manggil: Adakah yang melamar kepada Allah Ta’ala  lalu mengawini mereka?
Lalu mereka bertanya kepada Malaikat Ridhwan, “Malam apakah ini?” Lalu Malaikat Ridhwan menjawab, “Wahai bidadari-bidadari kebajikan, inilah malam dari bulan Ramadhan, pintu-pintu syurga dibuka bagi orang-orang berpuasa dari kalangan ummat Muhammad SAW.”
Lantas Allah SWT memerintahkan, “Wahai Ridhwan bukalah semua pintu syurga.! Wahai Malik, tutuplah semua pintu neraka Jahim dari orang-orang yang berpuasa dari ummatnya Nabi Muhammad SAW. Wahai Jibril turunlah ke muka bumi, belenggulah kedurhakaan syetan-syetan dengan berbagai belenggu. Lalu buanglah mereka ke tengah lautan hingga tidak bisa merusak lagi atas ummat Kekasih Ku Muhammad SAW yang sedang berpuasa.”
Rasulullah SAW, melanjutkan, “Allah SWT berfirman,  “setiap malam di bulan Ramadhan tiga kali: “Adakah orang yang memohon, Aku akan memberikan permintaannya. Adakah orang yang taubat, Aku menerima taubatnya. Adakah orang yang meminta ampunan, maka Aku akan mengampuninya?…. dst”

Rabu, 25 Agustus 2010

Malam LAILATUL QADAR


SUBHANALLAH ! Inilah Tanda-tanda datangnya Malam Lailatul Qadar

            Di antara kita mungkin telah pernah mendengar tanda-tanda malam Lailatul Qadar yang telah tersebar di masyarakat luas. Sebagian kaum muslimin awam memiliki beragam khurofat dan keyakinan bathil seputar tanda-tanda Lailatul Qadar, diantaranya: pohon sujud, bangunan-bangunan tidur, air tawar berubah menjadi asin, anjing-anjjing tidak menggonggong, dan beberapa tanda yang jelas bathil dan rusak. Maka dalam masalah ini keyakinan tersebut tidak booleh dipercaya dan diyakini betul kecuali berdasarkan atas dalil, sedangkan tanda-tanda di atas sudah jelas kebathilannya karena tidak adanya dalil dalam Al-Quran maupun dari As Sunah yang mendukungnya.

            Lalu bagaimanakah tanda-tanda yang benar berkenaan dengan malam yang mulia ini ? Nabi Muhammad Shollallahu’alaihi Wa Salam pernah mengabarkan untuk kita bahwa di beberapa sabda beliau tentang tanda-tandanya, diantaranya yaitu :

1.       Udara dan suasana pagi yang tenang, Ibnu Abbas Radliyallahu’anhu berkata : Rasullullaah Shollallahu alaihi Wasallam bersabda :
Lailatul Qadar adalah malam tenang dan tenteram, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan bersinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)

2.       Cahaya Mentari lemah tak bersinar kuat keesokan harinya, dari Ubay bin Ka’ab Radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda :
Keesokan hari malam Lailatul Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (Hadist Riwayat Muslim)

3.       Terkadang terbawa di dalam mimpi, seperti yang dialami oleh sebagian sahabat Radliyallaahu’ anhum.

4.       Bulan nampak separuh bulatan, Abu Hurairah Radliyallahu’anhu pernah bertutur : “Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di samping Rasulullah Shalallahu alaihi Wasallam, beliau berkkata :
Siapakah di antara kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan” (HR. Muslim)

5.       Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin bertiup kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan). Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda :
“Lailatul Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. At-Tabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)

6.       Orang yang beribadah pada malam itu merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada ALLAH SWT sebagai Rabb-nya, tidak seperti malam-malam yang lainnya.

Jumat, 20 Agustus 2010

PINTU TAUBAT SELALU TERBUKA


KISAH MALIK bin DINAR

Sejak dini, aku hidup sebagai pemabuk, tersesat dan ahli maksiat. Menzalimi manusia, merampas harta orang lain, makan riba dan bahkan menggebuki orang adalah pekerjaan harianku. Tak ada hari dalam hidupku tanpa berbuat zalim terhadap manusia.Nyaris semua bentuk maksiat pernah aku lakukan.. Bahkan terkadang orang-orang yang tinggal di sekitarku ngeri mendegar namaku...

Ingin Menikah

Pada suatu hari, aku sangat ingin menikah karena merindukan punya anak yang akan menghibur kehidupanku yang amat keras itu. Lalu, aku menikahi seorang gadis di kotaku (Baghdad)dan setelah hampir setahun istrikupun melahirkan seorang bayi perempuan yang amat mungil lagi cantik. Bayi itu ku beri nama"Fatimah".

Entah bagaimana, aku amat mencintai Fatimah, bahkan melebihi orang lain di sekitarku. Semakin Fatimah tumbuh dengan sehat, imanku semakin tumbuh pula dalam hatiku dan maksiat semakin berkurang dalam kehidupanku. Suatu hari, saat aku memegang gelas yang isinya khamar (minuman yang memabukkan), Fatimah melihatnya. Ia mencoba mendekatiku dan menghalangi aku meminum khamar tersebut. Aku tidak tahu kenapa Fatimah bisa melakukan hal itu. Pasti, Allahlah yang membuat Fatimah bisa berbuat seperti itu...

Fatimah semakin besar., imanku pun semakin bertambah dalam hatiku... Setiap aku mendekatkan diri pada Allah satu langkah, maka seperti itu pula aku menjauh dari maksiat. Kondisi seperti itu terus berlanjut sampai Fatimah berusia tiga tahun. Saat memasuki usia tiga tahun, tanpa sebab sakit sedikitpun, Fatimah meninggal dunia....

Kembali mejadi Ahli Maksiat

Sungguh tak masuk akal... peristiwa "kematian Fatimah" membuatku putus asa dan aku berbalik menjadi preman, lebih sadis dan kejam daripada sebelum aku menikah...Aku kehilangan kesabaran yang seharusnya dimiliki oleh orang beriman saat menghadapi ujian. Aku gagal total dalam menghadapi ujian itu...

Kali ini, hidupku kembali sebagai ahli maksiat dan kezaliman. Bahkan lebih dahsyat dari sewaktu aku masih muda. Akhirnya, setan benar-benar berhasil mempermainkan kehidupanku. Sampai pada suatu saat, setan berkata padaku :"Hari ini, hari yang paling bahagia bagi kamu. Kamu silahkan mabuk semabuk-mabukknya yang belum pernah terjadi sepanjang hidupmu..."

Mimpi hari Kiamat

Akupun bertekad untuk mabuk dan minum khamar sebanyak-banyaknya. Sepanjang malam itu kerjaku hanya minum dan minum khamar... Saat aku teler dan kemudian ketiduran, tiba-tiba aku bermimpi. Dalam mimpiku, aku sedang menghadapi sebuah peristiwa besar, yakni kiamat. Matahari tidak lagi memberikan cahayanya ke bumi, laut berubah menjadi api raksasa.. Di bumi terjadi gempa yang amat dahsyat.. Semua manusia berkumpul di padang mahsyar...Manusia sangat banyak dan hilir mudik bergelombang-gelombang. Aku adalah salah satu di antara mereka.

Tiba-tiba, aku mendengar suara orang yang memanggil Fulan bin Fulan.. "Ayo segera menghadap yang Maha Perkasa"...Saat itu aku melihat ada orang yang hitam pekat wajahnya karena sangat ketakutan.. Tak lama kemudian, aku mendengar suara memanggil namaku sambil berkata :" Ayo, segera kamu menghadap kepada yang Maha Perkasa"... Tiba-tiba saja semua manusia sangat banyak itu menghilang dari sekelilingku... Tinggal aku sendiri di tengah padang mahsyar yang amat luas itu.

Saat aku melihat ke suatu arah, tiba-tiba aku melihat ULAR yang sangat besar dan garang sedang menuju ke arah tempat aku berdiri sambil membuka mulutnya lebar-lebar...Aku lari dan berlari menjauh dari kejaran ular tersebut karena sangat takut, sampailah aku meihat seorang KAKEK yang sudah sangat lemah.. Lalu aku berkata : "Bapak! Tolonglah aku dan selamatkan aku dari ular itu!" Sang kakek berkata : "Wahai anakku, aku sendiri sangat lemah dan tidak berdaya sama sekali.. Cobalah anda lari ke suatu tempat di sana semoga ada yang bisa membantumu".. Akupun berlari ke arah yang ditunjukkan kakek tersebut dan ular tersebut di belakangku, sedang di hadapanku ada nyala api yang sangat panas..

Saat itu aku berkata dalam diriku, kamu lari dari kejaran ular atau masuk kedalam api besar itu? Namun aku tetap berlari sedang ular itu semakin menghampiriku.. Aku coba balik lagi ke arah tempat seorang kakek yang menyarankan aku ke suatu tempat itu. Setelah melihatnya, aku berteriak memanggilnya kembali sambil berkata kepadanya: "Demi Allah, tolonglah selamatkan aku.! Engkau berkewajiban menyelamatkanku"... Kakek itu pun menangis karena sedih melihat kondisiku sambil berkata : "Aku ini sudah sangat lemah, tidak mampu berbuat apa-apa, seperti yang kamu lihat sendiri.Cobalah lari ke arah bukit sana, semoga kamu selamat.."

Akupun berlari sekencang-kencangnya ke arah bukit yang diisyaratkan kakek tersebut...Sedangkan ular besar itu semakin mendekatiku. Setelah mendekati bukit tersebut, aku mendengar riuh suara anak-anak sedang beteriak memanggil anak-ku Fatimah sambil berkata : "Fatimah.! Selamatkan ayahmu.! Selamatkan segera ayahmu.!"

Tiba-tiba saja Fatimah muncul di hadapanku. Seketika itu pula ketakutanku hilang dan rasa bahagia masuk ke dalam dadaku karena bertemu anakku yang meninggal saat berusia tiga tahun. Aku sangat bahagia karena bertemu anakku dan menyelamatkanku dari kondisi sulit seperti itu.. Lalu Fatimah memelukku dengan tangan kanannya sambil mengusir ular besar itu dengan tangan kirinya. Aku seperti mayat (orang yang sudah mati) tak berdaya karena ketakutan...

Setelah ular itu pergi, Fatimah tiba-tiba duduk di atas pangkuanku persis seperti saat dia masih hidup dulu.. Lalu Fatimah berkata :" Wahai ayahanda tercinta.! Sudah saatnya orang-orang beriman itu hati mereka khusyuk mengingatAllah.. (QS. Al-Hadid / 57 : 16)".

Setelah mendengarkan ucapan Fatimah, aku bertanya padanya : "Wahai anakku,apakah gerangan ULAR BESAR itu.? Lalu Fatimah menjawabnya: Itulah AMAL KEJAHATANMU. Dengan kejahatan dan kezaliman, berarti ayahanda sendiri yang membesarkannya dan nyaris ia memakan ayah..Tidakkah engkau tahu wahai ayahku bahwa semua amal yang dilakukan di dunia akan muncul dalam bentuk makhluk tertentu pada hari kiamat nanti? LAKI-LAKI yang LEMAH itu, menggambarkan AMAL SHOLEH ayah yang tak seberapa.. Engkau sendiri yang melemahkan dan mengerdilkannya sehingga ia menangis melihat kondisimu dan tak mampu berbuatapa-apa padamu."


Kemudian anakku meneruskan ucapannya : "Kalaulah bukan engkau sebagai orang tuaku dan kalaulah bukan aku meninggal saat masih suci (anak-anak), tidak ada lagi yang bermanfaat bagimu...."

Tobat dan kembali ke pangkuan Allah

Tiba-tiba aku terbangun sambil berteriak..."Saatnya ya Allah... Sekarangs aatnya aku tobat yaa Robb...Benar, kapan saatnya bagi orang beriman untuk khusyuk hatinya mengingat Allah? Aku berjanji ya Allah...Sekarang juga saatnya..."

Setelah fikiranku agak tenang aku mandi. Saat itu persis waktu subuh. Setelah mandi, aku keluar rumah menuju masjid dekat rumahku dengan semangat bertobat dan kembali kepada pangkuan Allah. Saat aku masuk ke masjid, aku mendengar imam sedang membaca ayat persis seperti yang dibaca anakku dalam mimpi :

"Tidakkah sudah tiba saatnya bagi orang-orang beriman untuk khusyuk hatimereka mengingat Allah dan terhadap apa yang yang turun dari kebenaran(Al-Qur'an). Dan janganlah mereka seperti orang-orang ahlul kitab (Yahudi danNasrani) sebelumnya, maka lama masanya (mereka durhaka pada Allah), lalu hatimereka jadi keras dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS.Al-Hadid/57 :16)

Itulah cerita Malik Bin Dinar sebagaimana yang Beliau ceritakan sendiri.Seorang ulama besar zaman tabi'in (generasi setelah sahabat) yang sebelumnya adalah preman besar. Beliau terkenal dengan kebiiasaannya menangis sepanjang malam sambil berdoa :

Ilahi... Engkau saja yang tahu siapa yang akan menjadi penghuni syurga dan siapapula yang akan menjadi penghuni neraka.. Yang manakah aku yaa Robb?

Yaa Allah! Jadikanlah aku penduduk syurga dan jangan jadikan aku penghuni nerakamu!

Itulah Malik Bin Dinar. Setelah taubat, beliau belajar Islam dengan sungguh-sungguh sampai menjadi ulama besar di zamannya. Beliau terkenal setiap hari berdiri di pintu masjid sambil berseru :

Wahai hamba yang melakukan maksiat dan dosa, kembalilah kepada Tuhannmu!
Wahai hamba yang masih lalai, kembalilah kepada Tuhanmu!
Wahai hamba yang lari dari Robb (Tuhan Penciptanya), kembalilah kepada-Nya!
Tuhanmu memanggilmu malam dan siang sambil berkata padamu :
Siapa yang datang dan mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal, maka aku akanmendekat padanya satu hasta...
Siapa yang mendekatkan diri pada-Ku satu hasta, maka aku akan mendekatkepadanya satu depa...
Siapa yang datang padaku sambil berjalan, maka Aku akan datang padanya sambil berlari...

Sahabat, betatapun kita telah lari menjauh dari Allah, ketahuilah bahwa Allahsenantiasa sangat rindu menanti kita kembali ke PangkuanNYA,