">

Kamis, 26 Agustus 2010

Renungan PUASA


                                          Sekedar RENUNGAN
Ramadhan, dalam bahasa Arab terdiri dari lima (5) huruf :

      1.  Ra’ : adalah Ridhwanuh (RidhaNya Allah SWT). Ridho Allah Ta’ala akan sepenuhnya ditampung oleh orang yang berpuasa secara lahir maupun batin, syariat, thoriqoh maupun hakikat. Di bulan Ramadhan, melimpahlah Ridho Allah.
  1. Mim : Mahaabatuhu (Cintanya Allah), yang turun dengan sepenuhnya bagi orang yang berpuasa. Dan sudah seharusnya kita menyambut cinta itu dengan menahan diri dari rasa cinta pada selain Allah SWT.
  2. Dhad : Dhomanuhu (Jaminan Allah SWT) kepada siapa pun di builan ini yang berdo’a, beribadah, bermunajat, dijamin diterima, karena semua pintu syurga dibuka oleh Allah SWT.
  3. Alif : Ulfatuhu (Kasih Sayang Allah SWT) yang mencurah pada para hambaNya yang berpuasa.
  4. Nun : Nuuruhu (Cahaya Allah SWT) memancar penuh di bulan suci dengan ditandai turunnya Al-Qur’an secara keseluruhan 30 juz di malam Lailatul Qadar, yang dinilai lebih baik ketimbang seribu bulan cahaya.
Rasulullah saw, bersabda:
“Syurga senantiasa berias diri dari tahun ke tahun ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Bila malam pertama tiba dari bulan Ramadhan, menghembuslah angin dari bawah Arassy, yang disebut dengan angin Mutsirah.  Daun-daun syurga saling bertepuk, dahan-dahan dipangkas, lalu terdengarlah lonceng berbunyi yang tak pernah terdengar oleh orang yang mendengar karena indahnya. Sedangkan bidadari-bidadari bersolek hingga mereka berada di bawah kemuliaan syurga. Mereka lalu memanggil-manggil: Adakah yang melamar kepada Allah Ta’ala  lalu mengawini mereka?
Lalu mereka bertanya kepada Malaikat Ridhwan, “Malam apakah ini?” Lalu Malaikat Ridhwan menjawab, “Wahai bidadari-bidadari kebajikan, inilah malam dari bulan Ramadhan, pintu-pintu syurga dibuka bagi orang-orang berpuasa dari kalangan ummat Muhammad SAW.”
Lantas Allah SWT memerintahkan, “Wahai Ridhwan bukalah semua pintu syurga.! Wahai Malik, tutuplah semua pintu neraka Jahim dari orang-orang yang berpuasa dari ummatnya Nabi Muhammad SAW. Wahai Jibril turunlah ke muka bumi, belenggulah kedurhakaan syetan-syetan dengan berbagai belenggu. Lalu buanglah mereka ke tengah lautan hingga tidak bisa merusak lagi atas ummat Kekasih Ku Muhammad SAW yang sedang berpuasa.”
Rasulullah SAW, melanjutkan, “Allah SWT berfirman,  “setiap malam di bulan Ramadhan tiga kali: “Adakah orang yang memohon, Aku akan memberikan permintaannya. Adakah orang yang taubat, Aku menerima taubatnya. Adakah orang yang meminta ampunan, maka Aku akan mengampuninya?…. dst”

Rabu, 25 Agustus 2010

Malam LAILATUL QADAR


SUBHANALLAH ! Inilah Tanda-tanda datangnya Malam Lailatul Qadar

            Di antara kita mungkin telah pernah mendengar tanda-tanda malam Lailatul Qadar yang telah tersebar di masyarakat luas. Sebagian kaum muslimin awam memiliki beragam khurofat dan keyakinan bathil seputar tanda-tanda Lailatul Qadar, diantaranya: pohon sujud, bangunan-bangunan tidur, air tawar berubah menjadi asin, anjing-anjjing tidak menggonggong, dan beberapa tanda yang jelas bathil dan rusak. Maka dalam masalah ini keyakinan tersebut tidak booleh dipercaya dan diyakini betul kecuali berdasarkan atas dalil, sedangkan tanda-tanda di atas sudah jelas kebathilannya karena tidak adanya dalil dalam Al-Quran maupun dari As Sunah yang mendukungnya.

            Lalu bagaimanakah tanda-tanda yang benar berkenaan dengan malam yang mulia ini ? Nabi Muhammad Shollallahu’alaihi Wa Salam pernah mengabarkan untuk kita bahwa di beberapa sabda beliau tentang tanda-tandanya, diantaranya yaitu :

1.       Udara dan suasana pagi yang tenang, Ibnu Abbas Radliyallahu’anhu berkata : Rasullullaah Shollallahu alaihi Wasallam bersabda :
Lailatul Qadar adalah malam tenang dan tenteram, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan bersinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)

2.       Cahaya Mentari lemah tak bersinar kuat keesokan harinya, dari Ubay bin Ka’ab Radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda :
Keesokan hari malam Lailatul Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (Hadist Riwayat Muslim)

3.       Terkadang terbawa di dalam mimpi, seperti yang dialami oleh sebagian sahabat Radliyallaahu’ anhum.

4.       Bulan nampak separuh bulatan, Abu Hurairah Radliyallahu’anhu pernah bertutur : “Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di samping Rasulullah Shalallahu alaihi Wasallam, beliau berkkata :
Siapakah di antara kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan” (HR. Muslim)

5.       Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin bertiup kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan). Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda :
“Lailatul Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. At-Tabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)

6.       Orang yang beribadah pada malam itu merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada ALLAH SWT sebagai Rabb-nya, tidak seperti malam-malam yang lainnya.

Jumat, 20 Agustus 2010

PINTU TAUBAT SELALU TERBUKA


KISAH MALIK bin DINAR

Sejak dini, aku hidup sebagai pemabuk, tersesat dan ahli maksiat. Menzalimi manusia, merampas harta orang lain, makan riba dan bahkan menggebuki orang adalah pekerjaan harianku. Tak ada hari dalam hidupku tanpa berbuat zalim terhadap manusia.Nyaris semua bentuk maksiat pernah aku lakukan.. Bahkan terkadang orang-orang yang tinggal di sekitarku ngeri mendegar namaku...

Ingin Menikah

Pada suatu hari, aku sangat ingin menikah karena merindukan punya anak yang akan menghibur kehidupanku yang amat keras itu. Lalu, aku menikahi seorang gadis di kotaku (Baghdad)dan setelah hampir setahun istrikupun melahirkan seorang bayi perempuan yang amat mungil lagi cantik. Bayi itu ku beri nama"Fatimah".

Entah bagaimana, aku amat mencintai Fatimah, bahkan melebihi orang lain di sekitarku. Semakin Fatimah tumbuh dengan sehat, imanku semakin tumbuh pula dalam hatiku dan maksiat semakin berkurang dalam kehidupanku. Suatu hari, saat aku memegang gelas yang isinya khamar (minuman yang memabukkan), Fatimah melihatnya. Ia mencoba mendekatiku dan menghalangi aku meminum khamar tersebut. Aku tidak tahu kenapa Fatimah bisa melakukan hal itu. Pasti, Allahlah yang membuat Fatimah bisa berbuat seperti itu...

Fatimah semakin besar., imanku pun semakin bertambah dalam hatiku... Setiap aku mendekatkan diri pada Allah satu langkah, maka seperti itu pula aku menjauh dari maksiat. Kondisi seperti itu terus berlanjut sampai Fatimah berusia tiga tahun. Saat memasuki usia tiga tahun, tanpa sebab sakit sedikitpun, Fatimah meninggal dunia....

Kembali mejadi Ahli Maksiat

Sungguh tak masuk akal... peristiwa "kematian Fatimah" membuatku putus asa dan aku berbalik menjadi preman, lebih sadis dan kejam daripada sebelum aku menikah...Aku kehilangan kesabaran yang seharusnya dimiliki oleh orang beriman saat menghadapi ujian. Aku gagal total dalam menghadapi ujian itu...

Kali ini, hidupku kembali sebagai ahli maksiat dan kezaliman. Bahkan lebih dahsyat dari sewaktu aku masih muda. Akhirnya, setan benar-benar berhasil mempermainkan kehidupanku. Sampai pada suatu saat, setan berkata padaku :"Hari ini, hari yang paling bahagia bagi kamu. Kamu silahkan mabuk semabuk-mabukknya yang belum pernah terjadi sepanjang hidupmu..."

Mimpi hari Kiamat

Akupun bertekad untuk mabuk dan minum khamar sebanyak-banyaknya. Sepanjang malam itu kerjaku hanya minum dan minum khamar... Saat aku teler dan kemudian ketiduran, tiba-tiba aku bermimpi. Dalam mimpiku, aku sedang menghadapi sebuah peristiwa besar, yakni kiamat. Matahari tidak lagi memberikan cahayanya ke bumi, laut berubah menjadi api raksasa.. Di bumi terjadi gempa yang amat dahsyat.. Semua manusia berkumpul di padang mahsyar...Manusia sangat banyak dan hilir mudik bergelombang-gelombang. Aku adalah salah satu di antara mereka.

Tiba-tiba, aku mendengar suara orang yang memanggil Fulan bin Fulan.. "Ayo segera menghadap yang Maha Perkasa"...Saat itu aku melihat ada orang yang hitam pekat wajahnya karena sangat ketakutan.. Tak lama kemudian, aku mendengar suara memanggil namaku sambil berkata :" Ayo, segera kamu menghadap kepada yang Maha Perkasa"... Tiba-tiba saja semua manusia sangat banyak itu menghilang dari sekelilingku... Tinggal aku sendiri di tengah padang mahsyar yang amat luas itu.

Saat aku melihat ke suatu arah, tiba-tiba aku melihat ULAR yang sangat besar dan garang sedang menuju ke arah tempat aku berdiri sambil membuka mulutnya lebar-lebar...Aku lari dan berlari menjauh dari kejaran ular tersebut karena sangat takut, sampailah aku meihat seorang KAKEK yang sudah sangat lemah.. Lalu aku berkata : "Bapak! Tolonglah aku dan selamatkan aku dari ular itu!" Sang kakek berkata : "Wahai anakku, aku sendiri sangat lemah dan tidak berdaya sama sekali.. Cobalah anda lari ke suatu tempat di sana semoga ada yang bisa membantumu".. Akupun berlari ke arah yang ditunjukkan kakek tersebut dan ular tersebut di belakangku, sedang di hadapanku ada nyala api yang sangat panas..

Saat itu aku berkata dalam diriku, kamu lari dari kejaran ular atau masuk kedalam api besar itu? Namun aku tetap berlari sedang ular itu semakin menghampiriku.. Aku coba balik lagi ke arah tempat seorang kakek yang menyarankan aku ke suatu tempat itu. Setelah melihatnya, aku berteriak memanggilnya kembali sambil berkata kepadanya: "Demi Allah, tolonglah selamatkan aku.! Engkau berkewajiban menyelamatkanku"... Kakek itu pun menangis karena sedih melihat kondisiku sambil berkata : "Aku ini sudah sangat lemah, tidak mampu berbuat apa-apa, seperti yang kamu lihat sendiri.Cobalah lari ke arah bukit sana, semoga kamu selamat.."

Akupun berlari sekencang-kencangnya ke arah bukit yang diisyaratkan kakek tersebut...Sedangkan ular besar itu semakin mendekatiku. Setelah mendekati bukit tersebut, aku mendengar riuh suara anak-anak sedang beteriak memanggil anak-ku Fatimah sambil berkata : "Fatimah.! Selamatkan ayahmu.! Selamatkan segera ayahmu.!"

Tiba-tiba saja Fatimah muncul di hadapanku. Seketika itu pula ketakutanku hilang dan rasa bahagia masuk ke dalam dadaku karena bertemu anakku yang meninggal saat berusia tiga tahun. Aku sangat bahagia karena bertemu anakku dan menyelamatkanku dari kondisi sulit seperti itu.. Lalu Fatimah memelukku dengan tangan kanannya sambil mengusir ular besar itu dengan tangan kirinya. Aku seperti mayat (orang yang sudah mati) tak berdaya karena ketakutan...

Setelah ular itu pergi, Fatimah tiba-tiba duduk di atas pangkuanku persis seperti saat dia masih hidup dulu.. Lalu Fatimah berkata :" Wahai ayahanda tercinta.! Sudah saatnya orang-orang beriman itu hati mereka khusyuk mengingatAllah.. (QS. Al-Hadid / 57 : 16)".

Setelah mendengarkan ucapan Fatimah, aku bertanya padanya : "Wahai anakku,apakah gerangan ULAR BESAR itu.? Lalu Fatimah menjawabnya: Itulah AMAL KEJAHATANMU. Dengan kejahatan dan kezaliman, berarti ayahanda sendiri yang membesarkannya dan nyaris ia memakan ayah..Tidakkah engkau tahu wahai ayahku bahwa semua amal yang dilakukan di dunia akan muncul dalam bentuk makhluk tertentu pada hari kiamat nanti? LAKI-LAKI yang LEMAH itu, menggambarkan AMAL SHOLEH ayah yang tak seberapa.. Engkau sendiri yang melemahkan dan mengerdilkannya sehingga ia menangis melihat kondisimu dan tak mampu berbuatapa-apa padamu."


Kemudian anakku meneruskan ucapannya : "Kalaulah bukan engkau sebagai orang tuaku dan kalaulah bukan aku meninggal saat masih suci (anak-anak), tidak ada lagi yang bermanfaat bagimu...."

Tobat dan kembali ke pangkuan Allah

Tiba-tiba aku terbangun sambil berteriak..."Saatnya ya Allah... Sekarangs aatnya aku tobat yaa Robb...Benar, kapan saatnya bagi orang beriman untuk khusyuk hatinya mengingat Allah? Aku berjanji ya Allah...Sekarang juga saatnya..."

Setelah fikiranku agak tenang aku mandi. Saat itu persis waktu subuh. Setelah mandi, aku keluar rumah menuju masjid dekat rumahku dengan semangat bertobat dan kembali kepada pangkuan Allah. Saat aku masuk ke masjid, aku mendengar imam sedang membaca ayat persis seperti yang dibaca anakku dalam mimpi :

"Tidakkah sudah tiba saatnya bagi orang-orang beriman untuk khusyuk hatimereka mengingat Allah dan terhadap apa yang yang turun dari kebenaran(Al-Qur'an). Dan janganlah mereka seperti orang-orang ahlul kitab (Yahudi danNasrani) sebelumnya, maka lama masanya (mereka durhaka pada Allah), lalu hatimereka jadi keras dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS.Al-Hadid/57 :16)

Itulah cerita Malik Bin Dinar sebagaimana yang Beliau ceritakan sendiri.Seorang ulama besar zaman tabi'in (generasi setelah sahabat) yang sebelumnya adalah preman besar. Beliau terkenal dengan kebiiasaannya menangis sepanjang malam sambil berdoa :

Ilahi... Engkau saja yang tahu siapa yang akan menjadi penghuni syurga dan siapapula yang akan menjadi penghuni neraka.. Yang manakah aku yaa Robb?

Yaa Allah! Jadikanlah aku penduduk syurga dan jangan jadikan aku penghuni nerakamu!

Itulah Malik Bin Dinar. Setelah taubat, beliau belajar Islam dengan sungguh-sungguh sampai menjadi ulama besar di zamannya. Beliau terkenal setiap hari berdiri di pintu masjid sambil berseru :

Wahai hamba yang melakukan maksiat dan dosa, kembalilah kepada Tuhannmu!
Wahai hamba yang masih lalai, kembalilah kepada Tuhanmu!
Wahai hamba yang lari dari Robb (Tuhan Penciptanya), kembalilah kepada-Nya!
Tuhanmu memanggilmu malam dan siang sambil berkata padamu :
Siapa yang datang dan mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal, maka aku akanmendekat padanya satu hasta...
Siapa yang mendekatkan diri pada-Ku satu hasta, maka aku akan mendekatkepadanya satu depa...
Siapa yang datang padaku sambil berjalan, maka Aku akan datang padanya sambil berlari...

Sahabat, betatapun kita telah lari menjauh dari Allah, ketahuilah bahwa Allahsenantiasa sangat rindu menanti kita kembali ke PangkuanNYA,

Jumat, 13 Agustus 2010

RAMADHAN Adalah Kasih Sayang ALLAH SWT


Sahabat …....


Karena kasih dan sayang-Nya,
Allah mengadakan bulan Ramadhan untuk kita.
Agar dosa-dosa dalam diri kita tidak menjadi beban..
Agar amal kebaikan kita lebih banyak dari amal kejelekan


Karena kita sebagai manusia tidak pernah lepas dari dosa dan salah...
Sering kita tidak bersyukur atas nikmat yang sangat banyak yang Allah berikan...
Sering kita mengikuti hawa nafsu kita dan melanggar aturan-aturan-Nya...
Sering kita mengikuti Syaitan yang dilaknat Allah...
Sering kita beribadah kepada Nya dengan tidak khusuk dan tidak ikhlas...
Sering kita lebih mementingkan yang lain daripada Allah SWT...
Amal kebaikan kita sepertinya amat sedikit yang diterima..
Tetapi amal kejelekan dan yang tak berguna sepertinya terlalu banyak


Alhamdulillaah....Puji syukur untuk-Mu Ya Allah..
Engkau menganugerahkan bulan suci Ramadhan...


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagiamana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa”. (Al-Baqoroh:183)


Dari Abu Hurairah berkata; nabi saw bersabda:


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه

“Barangsiapa yang puasa karena iman dan berharap pahala dan ridha Allah, maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”.


Rasulullah SAW bersabda:
"Antara sholat fardlu dengan sholat fardlu, antara jumat dengan jumat dan antara Ramadhan dengan Ramadhan itu menghapuskan dosa-dosa, apabila dosa-dosa besar ditinggalkan."


Bulan Ramadhan adalah bulan yang agung,
Bulan penuh berkah, didalamnya ada malam yang lebih baik dari 1000 bulan.
Siapa yang beramal pada malam itu maka nilainya lebih baik dari amalan 1000 bulan


Allah menjadikan puasanya wajib, dan qiyamul lailnya sunnah.


Siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan,
maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain.


Siapa yang melaksanakan kewajiban,
maka seperti melaksanakan 70 kewajiban di bulan lain.


Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran balasannya adalah surga.


Bulan solidaritas, dan bulan ditambahkan rizki orang beriman.


Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa,
maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka
dan mendapatkan pahala seperti orang orang yang berpuasa tersebut
tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun.


Sahabat …...


Ramadhan telah tiba sebagai bulan panen bagi setiap hamba
Untuk membersihkan hati dari berbagai kerusakan dan dosa
Maka dari itu tunaikanlah hak-haknya; baik ucapan dan perbuatan
Dan carilah bekalmu untuk hari depan; ambil dan perbanyaklah
Bagi siapa yang menanam benih namun tidak menyiraminya
Niscaya akan menyesal di saat hari panen


Selamat menunaikan IBADAH RAMADHAN...
Semoga tujuan berpuasa menjadi insan bertaqwa akan tercapai. Amin3x


Wassalam

Ke Surga Tanpa Hisab


Orang yang masuk surga ada 3 macam, yaitu: Langsung masuk surga tanpa hisab (dihitung kebaikan dan keburukannya), masuk surga setelah dihisab, dan masuk surga setelah diadzab terlebih dahulu di neraka. Tentunya semua orang akan mengidam-idamkan masuk surga tanpa harus masuk neraka. Tapi bagaimana caranya? Mungkin ini adalah pertanyaan yang terlintas di benak setiap orang secara spontan begitu membaca judul ini.

Sempurnakan Tauhid !

Agar masuk surga tanpa hisab, syarat yang harus dipenuhi adalah membersihkan tauhid dari noda-noda syirik, bid’ah, dan maksiat. Alloh berfirman, “Sesungguhnya Ibrohim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Alloh dan hanif (lurus). Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Rabb).” (An Nahl: 120). Dalam ayat ini, Alloh memuji nabi Ibrohim dengan menyebutkan empat sifat, yang apabila keempat sifat ini ada pada diri seorang insan, maka ia berhak mendapatkan balasan yang tertinggi, yaitu masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.

Mencontoh Para Nabi Dalam Bertauhid

Di dalam Al Qur’an Alloh memberikan uswah (teladan) kepada kita pada dua sosok manusia yaitu Nabi Ibrohim dan Nabi Muhammad ‘alaihimashsholaatu was salaam. Alloh berfirman, “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrohim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Alloh saja’.” (Al Mumtahanah: 4)

Perhatikanlah, Ibrohim ‘Alaihis salam menjadi teladan dengan memurnikan tauhid dengan cara berlepas diri dari kesyirikan. Dalam ayat selanjutnya, Alloh berfirman, “Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrohim dan umatnya) ada teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Alloh dan (keselamatan pada) hari kemudian.” (QS. Al Mumtahanah: 6). Tidak diragukan lagi, balasan yang paling besar dan keselamatan yang dimaksud adalah masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. Itulah keselamatan yang hakiki yang dinanti oleh setiap jiwa yang pasti akan merasakan mati.

Alloh juga berfirman tentang Nabi kita Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh.” (Al Ahzab: 21). Nabi Muhammad adalah orang yang paling paham tentang tauhid, maka orang yang hendak mempraktekkan tauhid dalam dirinya harus mencontoh ajaran beliau. Ya Alloh, masukkanlah kami dalam golongan orang yang mengharap rahmat-Mu dan banyak menyebut-Mu.

Patuh Terhadap Perintah Alloh

Nabi Ibrohim adalah seorang yang sangat patuh kepada Alloh, teguh dalam ketaatannya dan senantiasa berada dalam ketundukannya, apapun keadaannya. Buktinya ketika beliau diuji dengan perintah untuk menyembelih putra kesayangannya, beliau pun tetap patuh melaksanakannya (Qoulul Mufid karya Syaikh Al Utsaimin). Begitu juga keturunannya, pemimpin para Nabi, Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam, hamba Alloh yang paling taat. Alloh berfirman, “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya?” (Az Zumar: 9)

Keluar dari Kegelapan Syirik Menuju Cahaya Tauhid

Ibnul Qoyyim mengatakan, “Hanif adalah menujukan ibadah hanya kepada Alloh (tauhid) dan berpaling dari peribadatan kepada selain-Nya (syirik).” (Fathul Majid). Inilah sifat orang yang akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab, yakni betul-betul menjaga kemurnian tauhidnya dengan berpaling sejauh-jauhnya dari kesyirikan dengan segala macam pernak-perniknya. Mujahid berkata, “Nabi Ibrohim adalah seorang imam walaupun beliau beriman seorang diri di tengah kaumnya yang kafir.” (Tafsir Ibnu Katsir, An Nahl: 120). Maksudnya beliau adalah sosok yang selamat dari kesyirikan baik dalam perkataan, perbuatan, maupun keyakinan.” (Al Jadid karya syaikh Al Qor’awi). Maka untuk memurnikan tauhid, kita harus berpaling dari syirik dan pelakunya.

Tawakkal Kepada Alloh, Itu Kuncinya

Mari kita simak sabda Nabi yang paling kita cintai dan sangat mencintai umatnya, Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam tentang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab. Beliau bersabda, “Beberapa umat ditampakkan kepadaku, lalu kulihat seorang nabi bersama beberapa orang, ada seorang nabi bersama satu atau dua orang, dan ada seorang nabi yang tidak disertai siapapun. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku satu golongan dalam jumlah yang amat banyak, sehingga aku mengira mereka adalah umatku. Maka ada yang memberitahukan kepadaku, ‘Ini adalah Musa dan kaumnya.’ Aku melihat lagi, ternyata di sana ada jumlah yang lebih banyak lagi. Ada yang memberitahukan kepadaku, ‘Itulah umatmu, tujuh puluh ribu orang di antara mereka masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Maka orang-orang berkumpul bersama orang-orang yang sudah berkumpul. Sebagian mereka mengatakan, ‘Barangkali mereka adalah para sahabat Rosululloh shalAllohu ‘alaihi wa sallam.’ Sebagian yang lain mengatakan, ‘Boleh jadi mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak menyekutukan sesuatu pun beserta Alloh.’ Mereka pun mengatakan banyak hal. Lalu Rosululloh shalAllohu ‘alaihi wa sallam keluar menemui mereka dan mereka memberitahukan kepada beliau. Maka beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta untuk (berobat dengan cara) disundut dengan api, dan tidak melakukan tathayyur, serta mereka bertawakal kepada Alloh.’ Lalu ‘Ukkasyah bin Mihshon berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Alloh agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau termasuk golongan mereka.’ Kemudian ada orang lain berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Alloh agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau sudah didahului ‘Ukasyah.’” (HR. Al Bukhori dan Muslim)

Di antara pelajaran paling berharga yang bisa dipetik dari hadits ini adalah bahwa tidak meminta ruqyah, tidak berobat dengan cara disundut dengan besi panas (kayy), dan tidak menganggap akan mengalami kesialan setelah mendengar atau melihat sesuatu (tathoyyur) merupakan wujud dan realisasi dari tawakkal kepada Alloh. Karena itulah Rosululloh menganjurkan kepada umatnya agar tidak melakukan ketiga hal tersebut, karena pengaruh ruqyah dan kayy yang sangat kuat sehingga dikhawatirkan seorang hamba menggantungkan harapan kesembuhannya kepada cara pengobatan tersebut dan bukannya bersandar kepada Alloh. Khusus untuk tathoyyur maka hukumnya tidak diperbolehkan. Kesimpulannya, keadaan orang yang akan masuk surga sangat tergantung dari kadar tawakkal setiap orang, semakin tinggi tingkat tawakkalnya semakin tinggi pula tingkat kesempurnaan tauhidnya. Allohlah tempat kita bersandar dan menyerahkan urusan. Wallohu a’lam.

(Disarikan dari kajian Kitab Tauhid bersama Al Ustadz Abu Isa -hafizhohullah-)

Memilih Surga



Setiap muslim percaya bahwa semua manusia dilahirkan suci. Dalam Islam pula, jika ada seorang bocah yang mati, maka secara otomatis akan pergi ke surga, tanpa mempedulikan agama kedua orang tuanya. Sedangkan bila manusia meninggal setelah menjalani kehidupannya di dunia, maka tentunya akan mengalami  proses hisab (perhitungan) amal perbuatannya selama di dunia, apakah akan masuk Surga atau Neraka. Surga tertinggi tingkatnya adalah Firdaus (فردوس) – Pardis (پردیس), dimana para Nabi dan Rasul, Syuhada dan orang-orang saleh. Bagaimana dengan anda? Silahkan pilih surga anda dibawah ini.
  • Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
  • Jannatul ‘Adn yaitu surga yang terbuat dari intan putih.
  • Jannatun Na’iim yaitu surga yang terbuat dari perak putih.
  • Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah dan kuning.
  • Jannatul Ma’wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau.
  • Darus Salaam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.
  • Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih.
  • Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
Qur’an banyak bercerita tentang sebuah kehidupan setelah mati di surga untuk orang yang selalu berbuat baik. Surga itu sendiri sering di jelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’du 13:35: Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman). mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.
Sudahkah anda memilih surga anda..? maka persiapkan diri dari sekarang dengan amalan dan perbauatan yang selalu di jalanNYA.

Jumat, 06 Agustus 2010

Menjelang Bulan Suci


Artikel ini sengaja saya post kan karena kurang dari 1 minggu lagi kita kedatangan tamu agung yaitu bulan yang penuh rahmat dan berkah, mudah2an kita bisa introspeksi dan bersiap diri menyambut kedatangannya 

Macam-Macam Bid’ah di Bulan Ramadhan 

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan barakah dan penuh dengan keutamaan. Allah subhanahu wa ta’ala telah mensyariatkan dalam bulan tersebut berbagai macam amalan ibadah yang banyak agar manusia semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Akan tetapi sebagian dari kaum muslimin berpaling dari keutamaan ini dan membuat cara-cara baru dalam beribadah. Mereka lupa firman Allah ta’ala, “Pada hari ini Aku telah menyempurnakan agama kalian.” (QS. Al-Maidah: 3). Mereka ingin melalaikan manusia dari ibadah yang disyariatkan. Mereka tidak merasa cukup dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau ridhwanullahi ‘alaihim ajma’iin. 
Oleh sebab itu pada tulisan ini kami mencoba mengangkat beberapa amalan bid’ah yang banyak dilakukan oleh kaum muslimin, yaitu amalan-amalan yang dilakukan akan tetapi tidak diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para sahabat beliau, semoga dengan mengetahuinya kaum muslimin bisa meninggalkan perbuatan tersebut. 

Bid’ah Berzikir Dengan Keras Setelah Salam Shalat Tarawih 
Berzikir dengan suara keras setelah melakukan salam pada shalat tarawih dengan dikomandani oleh satu suara adalah perbuatan yang tidak disyariatkan. Begitu pula perkataan muazin, “assholaatu yarhakumullah” dan yang semisal dengan perkataan tersebut ketika hendak melaksanakan shalat tarawih, perbuatan ini juga tidak disyariatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula oleh para sahabat maupun orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Oleh karena itu hendaklah kita merasa cukup dengan sesuatu yang telah mereka contohkan. Seluruh kebaikan adalah dengan mengikuti jejak mereka dan segala keburukan adalah dengan membuat-buat perkara baru yang tidak ada tuntunannya dari mereka. 

Membangunkan Orang-Orang untuk Sahur 

Perbuatan ini merupakan salah satu bid’ah yang tidak pernah dilakukan pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak pernah memerintahkan hal ini. Perbedaan tata-cara membangunkan sahur dari tiap-tiap daerah juga menunjukkan tidak disyariatkannya hal ini, padahal jika seandainya perkara ini disyariatkan maka tentunya mereka tidak akan berselisih. 

Melafazkan Niat 

Melafazkan niat ketika hendak melaksanakan puasa Ramadhan adalah tradisi yang dilakukan oleh banyak kaum muslimin, tidak terkecuali di negeri kita. Di antara yang kita jumpai adalah imam masjid shalat tarawih ketika selesai melaksanakan shalat witir mereka mengomandoi untuk bersama-sama membaca niat untuk melakukan puasa besok harinya. 
Perbuatan ini adalah perbuatan yang tidak di contohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga orang-orang saleh setelah beliau. Yang sesuai tuntunan adalah berniat untuk melaksanakan puasa pada malam hari sebelumnya cukup dengan meniatkan dalam hati saja, tanpa dilafazkan. 

Imsak 

Tradisi imsak, sudah menjadi tren yang dilakukan kaum muslimin ketika ramadhan. Ketika waktu sudah hampir fajar, maka sebagian orang meneriakkan “imsak, imsak…” supaya orang-orang tidak lagi makan dan minum padahal saat itu adalah waktu yang bahkan Rasulullah menganjurkan kita untuk makan dan minum. Sahabat Anas meriwayatkan dari Zaid bin Sabit radhiyallahu ‘anhuma, “Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau shalat. Maka kata Anas, “Berapa lama jarak antara azan dan sahur?”, Zaid menjawab, “Kira-kira 50 ayat membaca ayat al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Menunda Azan Magrib Dengan Alasan Kehati-Hatian 
Hal ini bertentangan dengan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menganjurkan kita untuk menyegerakan berbuka. Rasulullah bersabda,
لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ 
“Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” 
(HR. Bukhari Muslim) 

Takbiran 

Yaitu menyambut datangnya I’ed dengan mengeraskan membaca takbir dan memukul bedug pada malam ied. Perbuatan ini tidak disyariatkan, yang sesuai dengan sunah adalah melakukan takbir ketika keluar rumah hendak melaksanakan shalat ied sampai tiba di lapangan tempat melaksanakan shalat I'ed. 

Padusan 

Yaitu Mandi besar pada satu hari menjelang satu ramadhan dimulai. Perbuatan ini tidak disyariatkan dalam agama ini, yang menjadi syarat untuk melakukan puasa ramadhan adalah niat untuk berpuasa esok pada malam sebelum puasa, adapun mandi junub untuk puasa Ramadhan tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Mendahului Puasa Satu Hari Atau Dua Hari Sebelumnya 

Rasulullah telah melarang mendahului puasa ramadhan dengan melakukan puasa pada dua hari terakhir di bulan sya’ban, kecuali bagi yang memang sudah terbiasa puasa pada jadwal tersebut, misalnya puasa senin kamis atau puasa dawud. Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian mendahului puasa ramadhan dengan melakukan puasa satu hari atau dua hari sebelumnya. Kecuali bagi yang terbiasa melakukan puasa pada hari tersebut maka tidak apa-apa baginya untuk berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Perayaan Nuzulul Qur’an 

Yaitu melaksanakan perayaan pada tanggal 17 Ramadhan, untuk mengenang saat-saat diturunkannya al-Qur’an. Perbuatan ini tidak ada tuntunannya dari praktek Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula para sahabat sepeninggal beliau. 

Berziarah Kubur Karena Ramadhan 

Tradisi ziarah kubur menjelang atau sesudah ramadhan banyak dilakukan oleh kaum muslimin, bahkan di antara mereka ada yang sampai berlebihan dengan melakukan perbuatan-perbuatan syirik di sana. Perbuatan ini tidak disyariatkan. Ziarah kubur dianjurkan agar kita teringat dengan kematian dan akhirat, akan tetapi mengkhususkannya karena even tertentu tidak ada tuntunannya dari Rasulullah maupun para sahabat ridhwanullahi ‘alaihim ajma’iin. 

Inilah beberapa bid’ah yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, khususnya di negeri kita, semoga Allah ta’ala memberikan kita ilmu yang bermanfaat, sehingga kita bisa meninggalkan perkara-perkara tersebut dan melakukan perbuatan yang sesuai dengan tuntunan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
***
Penulis: Abu Sa’id Satria Buana
Muroja’ah: Ustadz Abu Salman
Artikel www.muslim.or.id